Kamis, 01 Desember 2016

Modul Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel

Andi Hermawan


Modul RL dengan Resistor
BAB I DASAR TEORI

A.        ALAT UKUR
a.       Multimeter

Multimeter atau sering disebut pula multitester atau avometer. Multimeter merupakan alat ukur yang biasa dipakai untuk menguji komponen elektronika, baik mengukur besaran listrik maupun menguji keadaan komponen seperti untuk mengukur besar resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current), tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Sebagai penunjuk besaran, multimeter ada yang menggunakan jarum dan ada yang menggunakan display angka. Alat ini dilengkapi dengan dua kabel penyidik yang berwarna masing-masing merah dan hitam. Untuk dapat bekerja, multimeter memerlukan sumber listrik berupa battery. Dalam penyimpanan yang cukup lama, battery ini harus dilepaskan. Saat ini dikenal dua jenis multimeter yaitu multimeter analog dan digital. 
Multimeter Analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV,komputer,dll kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
 Multimeter Digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Fungsi dasar dari Multimeter :
1.       Mengukur tegangan DC
2.       Mengukur tegangan AC
3.       Mengukur kuat arus DC
4.       Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5.       Mengecek hubung-singkat / koneksi
6.       Mengecek transistor
7.       Mengecek kapasitor elektrolit
8.       Mengecek dioda, led dan dioda zener
9.       Mengecek induktor
10.   Mengukur HFE transistor (type tertentu)
11.   Mengukur suhu (type tertentu)

Cara mengukur Arus DC menggunakan multimeter adalah sebagai berikut:
1.       Atur Selektor pada posisi DCA.
2.       Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.       Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.       Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.       Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.       Baca hasil ukur pada multimeter.

Cara mengukur Arus AC menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
Seperti halnya pada pengukuran tegangan DC, perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi. Pada umumnya multimeter hanya dapat mengukur tegangan sinus dengan frekuensi antara 30 Hz - 30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan efektif (Veff). Berikut adalah cara melakukan pengukuran tegangan AC menggunakan multimeter:
1.       Atur Selektor pada posisi ACV.
2.       Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.       Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4.       Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter tidak boleh terbalik antara Positif dengan Negatif
5.       Baca hasil ukur pada multimeter.

Cara mengukur tegangan DC menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
1.       Atur Selektor pada posisi DCV.
2.       Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.       Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
4.       Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5.       Baca hasil ukur pada multimeter.

Cara mengukur tegangan AC menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
1.       Atur Selektor pada posisi ACV.
2.       Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.       Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 
4.       Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5.       Baca hasil ukur pada multimeter.

Cara mengukur nilai hambatan sebuah resistor menggunakan multimeter :
1.       Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.       Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.       Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.       Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
                 5.       Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter hampirsama      dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor

 B.        KOMPONEN ELEKTRONIKA 
1. RESISTOR 
Resistor secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu resistor tetap (fixed resistor) dan resistor variabel (variabel resistor), tetapi jika hanya disebut resistor saja maka resistor yang dimaksud adalah resistor tetap (fixed resistor) atau disebut juga dengan hambatan atau tahanan



BAB II ANALISA DATA
A.        ALAT DAN BAHAN
1.  Multimeter
2.  Power Supply
3.  Resistor
4.  Project Board
5.  Jumper
1 Buah
1 Buah
3 Buah
1 Buah
Secukupnya

Tabel 2.1 Hasil pembacaan resistor
Resistor
KODE WARNA
TEORI
R1
COKLAT,HITAM,MERAH,COKLAT
1KΩ ±1%
R2
COKLAT,ABU-ABU,MERAH,EMAS
1,8KΩ ±5%
R3
MERAH,MERAH,MERAH,EMAS
2,2KΩ ±5%

B.        RANGKAIAN RESISTOR
Lakukan rangkaian seri dan paralel menggunakan R1,R2,R3!
Liat pembacaan pada AVO, dan bandingkan dengan teori!
Beserta beri perhitungan!






BAB III KESIMPULAN
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................




0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Andi Hermawan|