Universitas Negeri Malang
Perguruan Tinggi yang memiliki identitas Universitas Pembelajaran
The Learning University
Teknik Elektro UM
Jurusan Teknik Elektro (TE) merupakan salah satu jurusan di kampus Universitas Negeri Malang
yang bernaung dalam lingkup Fakultas Teknik
Seputar Dunia Elektro
Mengulas semua yang ada di bidang Teknik Elektro
Makalah - Modul - Videos -Software

Senin, 05 Desember 2016

Software Multisim 13.0

Andi Hermawan
multisim adalah software yang digunakan untuk simulasi rangkaian listrik, software ini sangat membantu saat kita merangkai rangkaian listrik sebelum mengaplikasikan ke PCB.

berikut software simulasi multisim 13.0




ukuran 110Mb
siapkan koneksi internet yang cukup temen-temen
sekian, jangan lupa senyum ^_^

Video Pembangkit Listrik Tenaga Air

Andi Hermawan
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang memanfaatkan energi potensial serta kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.

Berikut adalah Video Penjelasan Prinsip Kerja dari PLTA


untuk mendownload video ini gunakan IDM atau Savefrom.
semoga bermanfaat, jangan lupa senyum ^_^

Minggu, 04 Desember 2016

Software PCB Wizard

Andi Hermawan
PCB Wizard


PCB Wizard adalah software yang digunakan untuk menggambar rangkaian dengan jalurnya, sehingga kita dapat merangkai rangkaian dengan mudah beserta cetakan PCB nya,
berikut contoh hasil dari PCB wizard




Langsung Saja Download Sofware nya.

Ukuran 5Mb

Sekian Selamat Mencoba Temen-temen

Video Pembuatan Water Level Control

Andi Hermawan
Video Pembuatan Water Level Control

berikut adalah Video pembuatan water level control
menggunakan :
-Transistor BC547
-Transistor TIP 31
-Resistor
-Relay

dalam video telah dijelaskan semua cara kerja, gambar rangkaian dan pembuatan.

untuk mendownload video, gunakan IDM atau buka Savefrom

Jumat, 02 Desember 2016

Makalah Sensor Strain Gauge

Andi Hermawan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan pengukuran kekuatan logam untuk menahan beban baik dalam skala bangunan maupun pada skala laboratorium memerlukan suatu alat yang memadai dan lebih akurat.   Pengukuran kekuatan logam meliputi pengukuran sebuah gaya, kuat lentur dan regangan logam. Pengukuran kelenturan bahan secara manual dapat menggunakan instrumen dial indikator yaitu sebatang logam dimana kedua ujung logam diklem dan kemudian diletakkan sejajar  dengan  beban  yang  diberikan  pada  batang  logam (Halliday,  1997). 
Ada beberapa sensor yang dapat mengindera besaran fisis seperti tekanan dan gaya yaitu sensor strain gauge, sensor load cell, sensor piezoresistif serta sensor piezoelektrik. Beberapa sensor sering digunakan dalam pembuatan alat ukur massa, tekanan dan gaya. Penggunaan sensor piezoelektrik, piezoresistif dan load cell sebagai sensor gaya, tekanan dan berat kurang cocok untuk alat ukur regangan logam karena perancangan yang cukup sulit. Sensor strain gauge cukup murah dan mudah untuk didapat serta cakupan yang cukup luas dalam pengukuran dan dapat digunakan lebih dari satu buah untuk meningkatkan sensitifitas dalam pengukuran  (Fahrizal, 2004). Beberapa kelebihan dari sensor strain gauge dapat dilihat dari bentuk yang lebih sederhana dengan massa yang dapat diabaikan dan ukurannya yang kecil, sehingga tidak menimbulkan interferensi (gangguan pengaruh luar) pada tegangan dalam spesimen sensor,  memiliki kepekaan yang tinggi terhadap frekuensi sehingga dapat digunakan untuk menelusuri rambatan fluktuasi tegangan yaitu sensitif terhadap getaran yang terjadi pada logam.  Sensor  ini  memungkinkan untuk  melakukan  pengukuran pada  sejumlah titik secara bersamaan dan pengukuran jarak jauh karena dilengkapi dengan penyambungan yang panjang. Keluaran sensor strain gauge berupa sinyal elektrik berupa tegangan analog yang dapat memudahkan dalam pengolahan data (Dieter, 1988).
Pada penelitian yang akan dilakukan digunakan dua buah sensor yang dirangkai secara dummy jembatan Wheatstone sebagai pengindera dari tekanan pada bahan yang akan diuji. Penggunaan dua buah sensor diperkirakan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Strain Gauge.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1.      Apa pengertian Strain Gauge?
2.      Apa saja macam-macam Strain Gauge?
3.      Bagaimana prinsip atau cara kerja Strain Gauge?
4.      Bagaimana aplikasi yang menggunakan Strain Gauge ?

1.3.  Manfaat
1.      Mahasiswa dapat memahami pengertian serta prinsip kerja Strain Gauge
2.      Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam Strain Gauge
3.      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana implementasi Strain Gauge


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Strain Gauge
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge.
Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge yang terpendek yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan gauge standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge untuk tujuan khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm.
Sg adalah factor gauge atau konstanta kalibrasi untuk gauge. Factor Sg selalu lebih kecil dari sensitivitas alloy metallic Sa karena konfigurasi grid dari gauge dengan konduktor transverse lebih kecil responsifnya ke strain axial dari pada konduktor lurus uniform.
Pengukuran ketegangan menggunakan strain gauge dilakukan dengan menempatkan strain gauge pada rangkaian jembatan. Dalam prakteknya, orde pengukuran strain tidak lebih dari milistrain (e x 10-3), oleh karena itu pengukuran ketegangan memerlukan pengukuran yang sangat akurat dari perubahan yang sangat kecil dari resistansinya.
Nilai perubahan tahanan pada strain gauge yang mengalami perubahan tekanan tidak signifikan,sehingga untuk dapat memberikan perubahan nilai elektrik maka perubahan tahanan pada strain gauge ini dimasukan ke dalam rangkaian jembatan wheatstone  


1.1.  Macam-macam Strain Gauge
Sensor gaya muatan Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan. Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni).  Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gauge dengan tipe-tipe:

      a. Bonded strain gage
Susunan kawat tahanan di dalamnya berliku-liku sehingga memudahkan pendeteksian terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan kawat, karena tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Dengan meregannya starin gage, maka terjadi perubahan resistansi kawat 

b. Unbonded strain gage

Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan bertambah 



2.2.  Prinsip kerja Strain Gauge
Sensor strain gauge adalah grid metal-foil yang tipis yang dilekatkan pada permukaan dari struktur. Apabila komponen atau struktur dibebani, terjadi strain dan ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid berubah sebanding dengan strain induksi beban. Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge yang terpendek yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan gauge standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge untuk tujuan khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm. 
Gaya yang diberikan pada suatu benda logam (material ferrit / konduktif), selain menimbulkan deformasi bentuk fisik juga menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik benda tersebut.
Dengan menempelkan jenis material tersebut pada suatu benda uji (specimen) menggunakan suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik, maka material tadi akan menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya sebanding terhadap deformasi bentuknya.


Apabila ada gaya akan mengubah nilai resistansinya, perubahan resistansinya sesuai dengan gaya yang diberikan. Prinsip dasar dari penggunaan hambatan listrik strain gauge merupakan fakta bahwa hambatan dari perubahan kawat sebagai fungsi tegangan, meningkat dengan tekanan dan menurun dengan adanya pemampatan. Perubahan dalam hambatannya diuur dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone. Strain gauge terikat pada spesimen dan kemudian pengukur (gauge) dikenanan pada tekanan yang sama sebagaimana spesimen yang sedang dalam pengujian (U.A.Bakshi, 2008).
2.3.  Aplikasi Strain Gauge
Secara umum, aplikasi dari strain gauge digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada suatu materi uji. Strain gauge sering digunakan dalam penelitian teknik mesin dan pengembangan untuk mengukur tekananan yang dilakukan oleh mesin. Pengujian komponen pada pesawat merupakan salah satu area penggunaannya, berbagai komponen penting dari rangka pesawat menggunakan strain gauge untuk menguji ketahanannya terhadap tekanan (Carpenter, 2008).
Aplikasi lain dari strain gauge juga dapat ditemukan dalam bidang biomedis. Beberapa contoh aplikasinya antara lain: dapat digunakan sebagai untuk mengukur kontraksi otot kardia secara kontinyu, dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah untuk mengetahui abnormalitas dari kardiovaskular, untuk mengukur laju pernapasan, dan juga secara luas dikembangkan untuk mendeteksi tekanan yang cocok dalam melakukan pemasangan anggota tubuh buatan (C. Raja Rao, 2000).
Aplikasi lain strain gauge :
1.      Digunakan pada pengkur berat badan digital
2.      Timbangan Digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus, truck, dll.
3.      Mengukur batas maksimal tumpangan pada lift
Misal :
·       Pada Timbangan Digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus, truck, dll. Sensor ini dapat di pasang di kenadaran bermotor seperti, motor, mobil, truck ataupun bus. Karena banyak kendaraan bermotor tidak menaati peraturan dalam berkendara. Biasanya mereka membawa beban dalam kendaraannya melebihi yang standart kendaraan yang seharusnya. Itu mengakibatkan dapat terjadinya keolengan kemudian terjadi kecelakaan. Untuk menghindari hal tersebut dapat kita dapat memasangkan sensor ini. Jika terjadi kelebihan muatan kendaraan tersebut akan berbunyi dengan keras, dan mesin tidak dapat dihidupkan.



·       Pada pengukura batas maksimal tumpangan pada lift
Dalam sebuah lift, biasanya dibatasi berat maksimal bila ingin menggunakan lift. Alat ini bekerja dengan cara apabila kita memasuki lift, maka alat ini akan menampilkan jumlah berat total orang yang memasuki lift.
·      Alat ini di namai dengan Strain Gage Motor alias SGM. Timbangan Digital pada Permukaan Motor, hal ini berguna untuk mencegah motor ditumpangi melebihi kapasitas berat tumpangan. Karena angka digital memiliki tingkat presisi yang teliti. Sehingga Motor tidak akan bisa digunakan selama indikator timbangan digital belum menizinkan


BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat  ditarik dari pembahasan diatas adalah :
1.        Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan.
2.        Sensor gaya muatan dan berat merupakan sensor fisika yang  mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan. Contoh aplikasinya bias diterapkan pada timbangan.
3.        Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge
3.2.  Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar dalam semua pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai acuan untuk penambahan wawasan ilmu di bidangnya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan adanya pengembangan atas pembuatan makalah ini


DAFTAR PUSTAKA

Bentley, J. P. (2005). Principles of Measurement Systems Fourth Edition.
Malaysia: Prentice Hall.

C. Raja Rao, S. K. (2000). Principles of Medical Electronics and Biomedical Instrumentation. India: Universities Press.

Carpenter, R. D. (2008). Fundamentals of Instrumentation Course. United State: Integrity Institute of Technology.

Fraden, J. (2004). Handbook of Modern Sensors Physics Design and Application Third Edition. New York: Springer

http://fajarsetiawan1994.blogspot.co.id/2014/03/sensor-mekanis-strain-gage.html/  (diakses pada 25 Oktober 2016)

http://m-edukasi.net/online/2008/jenissensor/sensor%20gaya%20dan%20fungsinya.html
 (diakses pada 25 Oktober 2016)
 

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Andi Hermawan|